Jangan Tinggalkan Sholat
Jangan Pernah tinggalkan sholat...!
Pada suatu senja yang lengang, terlihat
seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam
menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup
rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di
tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu,
tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia
melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya
pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam.
Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik
itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai
tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar
Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?"
tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya." jawab wanita
cantik.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun
terpatah bercerita, "Saya ......telah berzina." Kepala Nabi Musa
terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan
itu saya pun......lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya.......
cekik lehernya sampai......tewas", ucap wanita itu seraya menangis
sejadi-jadinya.
Nabi musa berapi-api matanya. Dengan muka
berang ia menghardik "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa
Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi !..." teriak
Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik. Perempuan berwajah ayu dengan
hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah
surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya
amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak
tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya.
Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya,
bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar
dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat
Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,
"Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya?
Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari padanya?" Nabi Musa
terperanjat .
Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian
wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin
tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada
perempuan yang nista itu?"
"Ada!" jawab Jibril dengan tegas.
"Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
penasaran.
"Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang
itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina" Mendengar
penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali
kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada
Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan
sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat
bahwa sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh
perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk
mengatur dan memerintah hamba-Nya.
Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti
masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan
ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : Orang
yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya
di dalam Ka'bah. Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang
meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia
akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh
tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat
perbandingannya adalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan
wanita pezina dan dua hadist Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita
dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.
Peringatan untuk seluruh umat yang sering kali melakukan perjalanan, misalnya
apabila kita pulang dari kantor sudah menjelang aktu Maghrib, tapi seringkali
kita merasa malas untuk menunggu, dan saat dalam perjalanan pulang adzan
maghrib berkumandang kita masih didalam kendaraan, sampai dirumah sudah hampir
waktu Isya. Apabila di jalan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan dan kita
dipanggil oleh Yang Maha Kuasa dalam keadaan meninggalkan sholat Maghrib,
Naudzubillah. Hal ini juga menjadi perhatian buat kaum Wanita.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Detik-detik Rasulullah SAW menjelang sakratul maut ...
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta
yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu meski langit telah
mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu
Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita
semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah
kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa
mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku
akan bersama-sama masuk surga bersama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan
mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap
mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan
tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah
akan meninggalkan kita
semua," desah hati semua sahabat kalaitu. Manusia tercinta itu, hampir
usai menunaikan tugasnya didunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali
dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari
mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik
berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih
tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan
keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas
tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam.
" Bolehkah saya masuk ? " tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang
ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai
anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku
melihatnya,"
tutur Fatimah lembut.
Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah
yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di
dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa
Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti
dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu
ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,
aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa
saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat
lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih
Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin
dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau
palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu
itu."Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak
tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan
saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah
mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar
seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan
santuni orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai
terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya
ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,
ummatiii?" Dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah
kita mencinta sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Kirimkan kepada temen-temen muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk
mencintai Allah dan RasulNya, karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah
fana belaka.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !